jika kamu bukan milkku lagi, pelangi tak kan berkurang indahnya . Spektrum lengkung dengan taburan warna merah, jingga, kuning , hijau, biru, nila, dan unggu yang muncul sehabis tetesan hujan terakhir, yang nampak karena pembiasan sinar matahari dan titik hujan itu, serta merta takkan merubah pigment warnanya menjadi hitam.
Demikian, dengan bulan purnama , semburan warna putih yang melingkar di sekelilingnya akan tetap mempesonaku, dengan kerlipan bintang yang menari nari di gelapnya langit malam tetaplah menjadi ispirasiku untuk berimajinasi.
Dan aku, seperti malam malam biasanya akan tetap melakukan ritual malamku, duduk manis di dalam kamar dengan buku bukuku, sambil sesekali disela selanya aku akan memainkan giitarku, menggambungkan nada nada do, re, mi, fa, so, la, si do, yang muncul dari getaran senar senarnya. Dan aku tahu pasti nada nada senar senar itu akan tetap merdu.
Begitupun, aku tetap akan suka makan, lezatnya bebek goreng kering, atau sedapnya mie ayam dengan tumisan jamur, dengan kuah yang begitu lezat ketika dimakan dengan nasi bakar, atau spagheti di cafe Bali house dengan segarnya Marine blue di samping kosku mungkin akan tetap jadi menu istimewaku. Berat badanku pun takkan turun drastis.
Tapi yang pasti berbeda,aku akan melewati hari hariku tanpamu lagi. Tak kan ada lagi telpon yang berdering di sekitar jam 4 -5 pagi, tak kan ada lagi sms yang masuk ke hpku tiap waktunya, tak kan ada ada lagi yang meningatkanku untuk makan dan mandi, tak kan ada lagi suara manja atau nada ngambek yang merindukan itu.
Dan aku, pasti akan sering berjalan sambil sesekali menyeka ujung mataku yang basah, atau duduk di keraimaian sambil tiba tiba diam karna mataku mulai berkaca kaca, dan aku pasti akan mempunyai kebiasaan yang baru, aku akan sering berjalan sambil menunduk, karna cara itu yang terbaik untuk menyembunyikan air mataku yang hampir tumpah....
Seperti sekarang, ketika aku membayangkan kau tak lagi miliku...
From: Oom Budi Imanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar