Senin, 31 Oktober 2011

Dibatas Senja Itu...

Aku mencintaimu tepat saat pandangan kita bertaut. Sore itu, dimana kita tidak sengaja bertemu. Mungkin ini takdir. Tapi aku tahu bahwa rasa itu enggan pergi meski aku tahu mungkin kamu tidak merasakannya.

Lama aku berharap kita bertemu, mulai hari itu, setiap sore menjelang, aku selalu pergi ke taman itu, tempat dimana pertama kali kita bertemu. Berharap aku akan melihatmu, atau mungkin aku dapat menyapamu dan berbicara denganmu. Sudah hampir 2 minggu aku selalu ke tempat itu, tapi belum juga aku melihatmu lagi. Nyaris putus asa, mungkin kemarin kamu tidak sengaja ke tempat itu, mungkin rumahmu di kota lain, dan kamu kebetulan lewat. Tapi… selalu saja ada perasaan yang menguatkanku bahwa suatu hari kita akan bertemu lagi. Dan ketika harapan itu nyaris runtuh, di situ, aku melihatmu kembali. Berdiri memandang langit senja yang memerah. Tersenyum, dan semburat merahnya menerpa wajahmu, menjadikannya begitu cantik dan anggun dimataku.

“Permisi…”, sapaku kikuk. Gugup dengan apa yang akan aku katakan.

“Iya… ada apa?”, tanyamu lembut sembari tersenyum.

“Kamu orang sini?”, tanyaku ragu.

“Bukan, aku hanya kebetulan lewat. Sayang kalo melewatkan pemandangan indah ini”, jawabmu lembut. “Kalau kamu? Kebetulan lewat juga?”, tanyamu ingin tahu.

“Nggak sih… Cuma kok kayaknya sering lihat kamu di sini”, jawabku kikuk. Malu. Baru kali ini aku berbicara dengan gadis yang sama sekali belum aku kenal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar